Tuesday, November 29, 2011

Rintihan Penerusku, Raden Damarwulan


13127832011844119072

Damarwulan
Satu lagi penerus Ken Dedes dan Ken Arok yang terkenal dan berjaya di tanah Jawa, penerus kerajaan besar Majapahit, Raden Damarwulan. Sayangnya ia harus mati dengan tragis karena ketidakadilan yang terdapat dalam kitab Pararaton dan dituliskan sebagai naskah drama terkenal oleh pengarang Indonesia Sanoesi Pane dalam karyanya SANDHYAKALA NING MAJAPAHIT.
…..”Dengarlah rintihan Raden Damarwulan, yang melihat tingkah polah para ksatria, prajurit dan birokrat Majapahit yang arogan, yang semena-mena menjungkir balik etika, menindas rakyatnya…”
….Indah rupa langit nilakandi
Disinari oleh Dewa Surya
Tertawa puspa di lereng
Gemilang puncak gunung
Mayapada indah sekali
Laksana Suryalaya
Tanah mulya sungguh
Jawa serta Nusantara
Jiwa sukma jantung Batari Pertiwi
Kekasih Sang Dewata.
Dewata, jikalau Paduka sungguh ada,
Limpahkanlah damai ke dalam hatiku,
Aku seperti pengembara, kakiku luka, badanku remuk,
Penderitaan manusia seperti berkumpul dalam hatiku.
Dewata-dewata
Jiwaku mati dalam tubuhku, aku tak dapat merasa lagi,
Inikah jalan ke Nirwana atau jalan keedanan?
Wisnu, o, Wisnu!
Dengarlah ratap tangis jiwaku
Bersama daku berkeluh kesah kemanusiaan
Wisnu, o, Wisnu.….



**Sandhyakala Ning Majapahit, Sanoesi Pane, Pustaka Jaya 1971**
Keterangan:
Akhir cerita drama Sandhyakala Ning Majapahit ini lain sekali dengan buku yang dijadikan dasar penulisan cerita itu, yakni Serat Damarwulan. Sanusi Pane mengatakan bahwa sebagai dasar penulisan drama Sandyakala Ning Majapahit adalah Serat Damarwulan dan cerita Raden Gajah yang terdapat dalam Pararaton.

Cerita Damar Wulan diakhiri dengan kebahagiaan. Keberhasilan Damar Wulan membawa kepala Menak Jingga ke Majapahit menyebabkan dia menduduki tahta kerajaan serta dinikahkan dengan sang ratu. Damar Wulan bergelar Prabu Brawijaya serta hidup dengan kejayaannya. Sebaliknya, Sandyakala Ning Majapahit diakhiri dengan peristiwa yang tragis. Di samping Damar Wulan tidak dinikahkan dengan Ratu Majapahit, dia juga dituduh sebagai pengkhianat. Tuduhan itu mengakibatkan Damar Wulan dihukum mati. Sepeninggal Damar Wulan, kerajaan Majapahit diporakporandakan balatentara dari Kerajaan Bintara.


…..ting nang…ting…nung…dug…dug…dug….
(dalang menutup layarnya)
-tamat deh-

- sumber tulisan dan gambar: mbah google dan facebook (keywords: Sanusi Pane, Damarwulan, Sandhyakala Ning Majapahit)


 
KOMENTAR BERDASARKAN :
  • 8 August 2011 17:28:17
    YA BEGITULAH SASTRAWAN,
    MENGINTEPPERTASIKAN BERDASARKAN
    LOGIKA SOSIAL MASYARAKAT DAN SUASANA BATIN
    DI SAAT CERITA ITU DI TULISKAN.
    TUGAS SASTRAWAN ,EMGHODUPAK KEMBALI,
    MEMBERI PENGUATAN MUATAN NILAI2 YANG TERKANDUNG
    DALAM LOGIKA DAN INTERPRETASI MASA KINI.
    Suka
  • 8 August 2011 20:17:16
    ealahhh den raden…lha kok yo demenane melebu kaputren piye to den damar kie?? lha kok yo ra ngajak ngajak aku ne arep melebu kaputren ??
    Suka
  • 9 August 2011 09:01:01
    hihihiii….ternyata sastrawan itu sangat berjasa dalam memutarbalikan fakta2 sejarah ya Pak Zen, kalo spt Sanusi Pane ya bagus, tp kalo sastrawan nya mengikuti kehendak penguasa…ya keblinger…
    Suka
  • 9 August 2011 09:03:06
    hehehe den Riza, opo to? rek aku ksh tau Damarwulan nanti hrsnya sampeyan diajak wkt itu ya…
    Suka
  • 9 August 2011 09:44:59
    SASTRAWAN YANG BETUL YA MENGINTERPRETASIKAN DAN MENULISKAN PERISTIWA MENJADI SEJARAH,UNTUK KEMASLAHATAN UMMAT,BUKAN UNTUK KEPENTINGAN PENGUASA,
    TETAPI YANG TERJADI SELAMA INI DI SELURUH PENJURU DUNIA
    SEMUA HASIL SASTRA YANG DI TULIS OLEH SASTRAWAN YANG KEMUDIAN DI JADIKAN ACUAN SEJARAH. SELALU MENGALAMI DEGRADASI INFORMASI, DEMI KEPENTINGAN PENGUASA.
    KARENA PENGUASALAH YANG MEMPUNYAI ENERGY UNTUK MENDOMINASI KEBENARAN,
    KEBENARAN MENURUT PENGUASA ADALAH KEBENARAN OBYEKTIP,
    KEBENARAN YANG HARUS DI IKUTI OLEH BANGSANYA KINI MAUPUN NANTI.
    SEKARANG ZAMANNYA BERBEDA, DENGAN TEKNOLOGY INFORMASI, YANG MENGUBAH SECARA MENDASAR PENYEBARAN INFORMASI, DAN KETERBUKAAN INFORMASI, MAKA TAK LAH BISA PENGUASAAN INFORMASI DI DOMINASI OLEH PENGUASA, KARENA ENERGY PENGUASA UNTUK MENGUASAINYA TAK PERNAH CUKUP MENGATASINYA
    GLOBALISASI , ESENSINYA ADALAH PENYAMAAN PERSEPSI SELURUH UMMAT MANUSIA DI BUMI, MELALUI TEKNOLOGY INFORMASI,
    JADI INFORMASI YANG ADA DISINI DENGAN CEPAT AKAN MEYEBAR DAN MENYAMAKAN PERSEPSI.
    JADI TANGEH LAMUN SBY ITU AKAN MENGUASAI DENGAN MENGGUNAKAN PENCITRAAN ITU, SUNGGUH KEPUTUSAN YANG SANGAT TOLOL,
    KARENA SEMUA DENGAN CEPAT TERBUKA INFORMASI DAN SEKALIGUS PENGOLAHANNYA. SEHINGGA TERBENTUK PERSEPSI YANG SAMA DI SELURUH WARGA, MAKA KEBENRAN SUBYEKTIP TAK AKAN PERNAH BISA LAGI MENJADI KEBENARAN OBYEKTIP.
    SAIKI KABEH KUDU,
    NGLEGENO
    Suka
  • 9 August 2011 10:56:03
    Ken Dedes menyetujui apa yg ditulis oleh Pak Zen…
    saat ini tanpa ada sastrawan yg jujur dan berani, semua bisa di dapatkan melalui informasi dan teknologi yg canggih, malahan kalo sastrawan yg mengikuti keinginan penguasa…dia akan ditertawakan hehehe
    hehehe…ini pasti nanti jd postingan baru lagi kan Pak? tapi sayang…gak ada nama Ken Dedes disitu..tambahin dunk..wkwkwkkw…
    Suka
  • 15 August 2011 20:55:15
    wooo memang Ken Dedes narsis tibakno hahaha
    Guyon mbak Ken !!!! hahaha
    Salam hangat
    Suka
  • 21 August 2011 23:09:38
    wkwkwkkwkw…
    mbak Titi nih ada2 aja
    narsis is my country loowwwh
    hehe
    Suka
  • 21 August 2011 23:14:10
    haha bagus dong, narsis sama minder kan dosa nya sama hahaha, mending narsis aja lah hahahaa
    Suka
  • 21 August 2011 08:29:51
    inspiratif !!!
    Suka
  • 21 August 2011 23:10:09
    thanks loh mas Imansyah dah mau mampir heheh..
    salam dari SIngosari,
    KD
    Suka
  • 28 September 2011 22:20:40
    Huu. Campuran sejarah, seni dan kata2 puitis. Jiahh
    Suka
  • 29 September 2011 12:55:36
    jiaaaaaaaaaaahhhhh…..!!
    (jadi inget pencak silat neeeh)
    hehhehe…
    matur nuwun udah singgah neeh Cahayanusa



Ken Arok, si Berandal yang menjadi Raja, My Robinhood

Ken Arok, si Berandal yang Menjadi Raja, My Robinhood…

OPINI | 08 August 2011 | 01:19 450 12 1 dari 3 Kompasianer menilai menarik
13127406302083622708
Pujaanku…

Kang mas Angrok, meskipun banyak yang membencimu, mengatakan dirimu pemberontak, asasinator, pembunuh berdarah dingin, penyebab kehancuran kerajaan Kediri, namun aku tetap memujamu…mencintai dan bahkan rela mati untukmu, mengapa? Karena itulah misteri cinta, tidak ada yang bisa memisahkan kita, meskipun cinta kita berpeluh duka dan lara dan penuh darah…seperti cinta Cleopatra dan Antonio, penuh intrik-intrik kekuasaan, namun itulah nanti yang akan terukir oleh sejarah.

Alur percintaan normal tidak akan menarik manusia untuk melihatnya, namun kisah kita, kuyakin akan turun temurun diceritakan, menjadi legenda dan menjadi pembelajaran untuk manusia-manusia di masa depan…bahwa sejarah akan berulang,jika cinta berbalut ketamakan, keserakahan juga selalu diulang di setiap era dan jaman.

Kang mas, tidak adakah yang tahu, bahwa dirimu adalah putra Dewa Brahma , sang nasib membawamu ke kehidupan yang pastinya tidak kau pilih jika engkau bisa memilih sebelum datang ke dunia, sejak bayi dirimu dibuang, lalu di asuh oleh paman Lembong yang seorang pencuri handal. Like father like son, orang bilang, tentunya engkau di saat dewasa menjadi pencuri yang tangguh, karena lingkunganmu adalah lingkungan orang-orang keras salah satunya seperti Bango Samparan, seorang penjudi kelas wahid. Akhirnya, dirimu malah jadi kepala perampok. Persis seperti teori hereditasnya Mendel.

Siapa nyana nasib baik membawamu bertemu dengan Lohgawe, seorang brahmana terkenal yang akhirnya membawamu bertemu dengan Tunggul Ametung untuk menjadi pengawalnya.

Maafkan aku kang mas, gara-gara dirimu melihat kecantikanku yang tiada tara di hutan Baboji dan kainku tersingkap sehingga dirimu bisa melihat yang harusnya tidak boleh kau lihat…yang biasanya tertutup, karena sinarnya bisa membuat hati yang melihatnya menjadi tergila-gila, karena itulah aku dijuluki Parasmewari (mungkin cikal bakal dari Permaisuri nantinya)  demikianlah dirimu jadinya, tergila-gila padaku, bukan hanya karena kecantikan dan kemolekan tubuhku (karena Tunggul Ametung juga demikian) namun juga karena ternyata dirimu begitu ambisius, ingin menyingkirkan Tunggul Ametung. Meskipun Lohgawe sudah melarangmu.

Maka tak ayal pula, karena kecintaanmu padaku, kau ingin merebut tahta Kediri. Aku berada disana sebagai saksi mata pembunuhanmu terhadap Tunggul Ametung, dan apakah dunia tahu, engkau membunuhnya pada saat ia sedang tidur? dan akupun disisinya..dan tak kusangka kau ternyata mengkambinghitamkan sahabatmu Kebo Ijo sehingga ia di hukum mati. Mengapa aku tetap mencintaimu Ken Arok? karena aku percaya bahwa dirimu telah memenuhi kutukan bapakku, Mpu Purwa. Beliau mengutuk bahwa Tunggul Ametung yang telah menculik diriku akan mati terbunuh karena kecantikanku. Juga karena aku membenci Tunggul Ametung yang menculikku.

Tahukah kang mas, ketika aku direnggut paksa untuk dikawin oleh Tunggul Ametung- oleh perias pengantin kerajaan yang juga perempuan, aku pun ‘dipercantik’ dengan mangir, dibebat dengan wewangian dupa dan sebagainya, sekali lagi hanya agar penampilanku dapat memikat Tunggul Ametung, sosok lelaki yang sebenarnya tak pernah aku harapkan menjadi ayah dari anak-anakku bahkan jika itu ada dalam hayalanku pun. Kata Gede Mirah, perias kerajaan Singosari itu, agar wajahku tak terlihat pucat.

Aku memang telah menangis selama empat puluh hari sebelum Tunggul Ametung merampas keperawananku, sejak lelaki itu menculikku dari desa. Akan tetapi dengan riasan dari Gede Mirah pada hari wadad pengantin itu, aku merasa tetap dijadikan obyek. Karena itulah aku sangat membencinya.

Kang mas Angrok, meski dunia mencela kita, memaki dan berkata banyak sekali perbuatan keji yang dirimu lakukan dan aku juga punya andil di dalamnya, tetap saja sejarah mencatat bahwa dari turunan-turunan kitalah raja-raja Jawa terutama Majapahit berasal. Dari dirimulah, sang Sri Rangga Rajasa, kerajaan Singosari terbentuk, dan menjadi cikal bakal kerajaan wangsa Rajasa, leluhur Majapahit, suatu trah kerajaan yang sangat berpengaruh di tanah Jawa.

Coba dirimu dulu tidak terlalu kesusu, maksa-maksa Mpu Gandring untuk menyelesaikan pembuatan keris itu selama 5 bulan, begini dia tidak mengeluarkan kutukannya karena kau terpaksa membunuhnya…dan kemudian kalau dirimu lebih memberikan perhatian pada Anusapati dan tidak membeda-bedakan dirinya dengan saudara tirinya yang lain, begini dia tidak balas dendam karena kematian ayahnya…namun ah, sekali lagi itulah resiko kehidupan…perputaran perkutukan, dosa, intrik-intrik kekuasaan senantiasa berputar ditengah-tengah para pelakonnya, dan kemudian ia kembali lagi di masa-masa depan yang tidak menyadari bahwa mereka semua ada di dalam permainan kutukan nasib yang tidak ada habis-habisnya.

Siapakah yang bisa mematahkan kutukan itu hingga saat ini? Tanyakanlah pada Pak Zen yang saat ini fokus pada tulisan-tulisannya menyangkut dirimu dan Mpu Gandring seperti yang ini…hehehehe dan juga mas Riza yang ternyata sudah tertarik pada kisah kita sejak lama. Mereka penulis-penulis hebat loh kang di Kompasiana. Aku senang, sekarang banyak yang tertarik dengan cerita sejarah seperti cerita kita, mungkin karena negara baru yang namanya Indonesia ini sedang mengalami kutukan turunan kita itu kang mas.

Selamat malam sayangku, kang mas Ken Arok. Untukmu, engkau tetap yang kusayang.
13127407232082426700
kisah kita yg tiada duanya


**makasih untuk mbah google dan mas Wawan Susetya utk gambar2 indah yg bisa dipinjem ini ;)













KOMENTAR BERDASARKAN :
  • 8 August 2011 02:15:45
    manstaffffffffffffff…..
    itu aja yg gw bs komen.
    Suka
  • 8 August 2011 09:20:45
    trims ya, silahkan mampir ke Singosari kapan2 mas
    Suka
  • 8 August 2011 03:09:57
    Menarik.
    Suka
  • 8 August 2011 09:21:08
    trims ya udah utk menariknya
    Suka
  • 8 August 2011 04:30:41
    Wekkkkk…. Diriku pun Memujamu ohhh Ken Dedes *halah*
    Suka
  • 8 August 2011 09:21:46
    wah…anda pemujaku ke 10.000.000 mas toel
    hahaha
    Suka
  • 8 August 2011 04:56:57
    DILEMA KEN DEDES,
    TERASA INDAH MENGARUNGI MERASAKAN
    CINTA , PERHATIAN DAN KEJANTANAN KEN AROK
    TERLENA HATI, TERBAWA ARUS NAFSU KENIKMATAN
    TERKEJUT TAK TERTAHAN,
    TAK PERNAH ADA DALAM BAYANGAN
    KENYATAAN MENYERETNYA DALAM KUBANGAN
    LUMPUR NISTA, TERENGGUT NAFSU ANGKARA MURKA
    TERLAMBAT SUDAH
    SELURUH JALAN MESTI DISELESAIKAN
    TAK MUNGKIN DI JALANI SETENGAH JALAN
    TETAPKAN HATI, MENATA HIDUP DALAM KEKUASAAN
    KEN DEDES ASAL ANUGERAH
    KENDEDES SUMBER MALAPETAKA
    DARINYA LAHIR DYNASTI RAJA DI TANAH JAWA
    MENITI BUIH MENYELAMATKAN AMANAH KEHIDUPAN
    KEN DEDES,
    IKHLAS MENERIMA MENJALANINYA
    DENGAN TABAH DAN KEIKHLASAN MUTLAK.
    ANAK KETURUNANNYA BERTIKAI DAN BERJAYA
    MEREBUT KEKUASAAN
    MELANGGENGKAN ADANYA
    KESADARAN BERNEGARA BERSAMA
    KEN DEDES MENYADARI,
    KONSEKWENSI TUNTUTAN KEKUASAAN
    MENGHADIRKAN NAFSU ANGKARA MURKA
    BERSANDING BERIRING HIDUP SEJAHTERA
    HANYA TUHAN YANG MAHA TAHU
    APA SAJA YANG ADA DIDALAM HATINYA
    KEHIDUPAN BERJALAN ATAS KEHENDAKNYA
    MEMBERIKAN PELAJARAN BAGI UMMAT MANUSIA
    SELALU INGAT DAN WASPADA
    DUA MATA PEDANG SAMA TAJAM ,
    SELALU ADA DIPERJALANAN HIDUP KITA
    KITA TAHU MANA JALAN YANG MESTI DI TEMPUH
    AMIIN
    Suka
  • 8 August 2011 09:25:20
    maka demikianlah Pak Zen melengkapi cerita babad raja2 Indonesia abad ini dgn dikemas sangat menarik, penuh misteri dan intrik2 kekuasaan…
    terima kasih Pak Zen, Ken Dedes hanya menjalankan takdirnya dng kesetiaan pada cinta sucinya, apapun yg terjadi yg menjadi skenario hidupnya, dia tetap menjalaninya dng tegar dan berani, karena dia adalah seorang Parameswari
    Suka
  • 15 August 2011 20:52:42
    Ada peran peran dari Sang Maha… kebetulan peran nya Ken Dedes ” terkesan ” penuh nafsu
    tapi masih lebih bagus Ken Dedes yang dari rahim nya lahir raja raja. Lha aku ? peran ku opo ??? hahahaha
    Bercanda ya mbak Ken! aku senang guyon
    Hapus | Balas | Anda telah merating komentar ini
  • 20 August 2011 03:24:44
    ahaaayyy mba titi, maaf jg baru bales,
    ken dedes sibuk ngurus kerajaan singosari saat ini, maklum bnyak dayang2 pulkam utk mau lebaran hehehe
    ya gitu deh, kadang orang2 tlalu menghakimi orang lain dan tdk melihat kedalam diri sendiri, apakah kt sdh lebih baik dr orang lain? hehehhe…opo toh ini omongane..?? makasihhh mboten2 dah mampir yoow…
    aku jg suka guyon kok mbak heheh, tenang aje
    Suka
  • 20 August 2011 04:28:12
    hahaha ngurusi pulkam itu enak lho , cuma ada di negri ini dan di China ( kalau pas mau lunar )
    tradisi yang sulit di temukan di negri lain ( heboh nya ) hahahahaha
    ahhh sampeyan ketelatan bales e , aku ketelatan baca nya hahahaha
    Suka
  • 21 August 2011 01:16:40
    hihihihi…sama2 telat dunk ya kita?
    selamet bersibuk ria kalo gt mba’e
    salam sayang selalu dari Singosari..

Tuesday, November 22, 2011

Siapakah Wanita Berambut Panjang itu?

Duuuh Den Ayu….kenapa kok hari ini dirimu terlihat murung dan senyum jarang terkulum dari bibirmu yang indah itu, nduk? Kata-kata manis dari si mbok mengagetkanku yang sedang melamun ini.

“Kenapa melamun cah ayu?” tanyanya lugu

Akupun jadi bingung menjawabnya, akankah aku berterus terang pada si mbok yang sudah sangat setia padaku selama 5 tahun terakhir ini, bahwa aku, si Raden Ayu Ken Dedes, agak pedih hatinya saat ini?

“Ayo dong cah ayu…ceritakan pada si mbok-mu ini, biasanya aden nda pernah menyembunyikan sesuatu apapun dari si mbok, apakah si mbok sudah tidak bisa dipercaya lagi? ah…kalau begitu si mbok mau mati saja, karena sudah tidak berguna untuk cah ayu…”

“Lho…lho…jangan begitu mbok, iya..iya aku akan cerita deh…”
begini ceritanya:

“aku bingung dan sedih sih mbok’e, kenapa setiap aku buka Kompasiana…”
“apa itu Kompasiana cah ayu?”

“haduuuuuh, susah ngejelasine mbooooo…..itu lho, tempat aku suka nulis-nulis ceritaku, semacem diary…”

“apa itu diary cah ayu?”

“halaaaaah….kalo gini ceritanya cape deh cerita sama si mbok..(ngambek.com), mau denger ngga siiiiih??”

“oooh iya deh den ayu, lanjuuuuttt…”

“hikshiks…(sedih mode-on), sejak beberapa hari lalu setiap aku mau menulis dan sudah mau publish, selalu ada gambar wanita itu, entah siapa dia itu, dia cantik siiiih, dan rambutnya itu loooh, indah dan panjaang, kalo aku kan di konde terus, mbok.
kalau dia ngga, terurai panjang, hitam dan indah….gayanya pun seperti menantang aku…
seakan-akan dia ingin berkelahi denganku memperebutkan kangmas Ken Arok (psstttt….pelan-pelan ya mbok…ntar kedengeran mata-mata si Tunggul Ametung keparat itu!)

gambar cantik si wanita berambut panjang itu sekarang ada di semua tulisanku…hiksss, dia menggeser gambar-gambar lainnya yang aku sudah masukan sebelumnya, pokoknya jadi jelek banget deh (kecuali waktu gambar dia disandingkan dengan gambarnya si Tunggul Ametung jelek itu…hahahaa…agak pas deh)

Tadinya aku berpikir akankah dia menjadi sainganku? ah…tapi diatas gambarnya itu tertulis NO SECRET, mbok….sepertinya kalau aku ngga salah ngerti artinya NGGA ADA RAHASIA…jadi mungkin sebentar lagi dia akan menemuiku dan menceritakan mengapa gambar-gambarnya itu bertengger di setiap tulisanku…

iiih itu lho mbok yang membuatku sedih dan agak uring-uringan belakangan ini.
aku ngga kenal dia, mbok, tapi mengapa dia mau menggangguku terus menerus dengan cara itu ya?
ini juga pasti waktu aku menuliskan uneg-unegku ini, dia pasti muncul lagi dengan gayanya yang menantang itu, mbok…

banyak juga sih kata-katanya disitu selain NO SECRET, mungkin dia pacarnya si Rudi Hadisuwarno itu, aku ngga tahu dia orang sebelah mana dari Singosari, atau mungkin Kediri, Mataram atau…temennya Gajah Mada mungkin. Tapi yang aku tahu artinya cuma NO SECRET itu sih, mbok
“oooh, itu toh cah ayu masalahne”

“iya, mbok…, sedih nih ceritanya hatiku, masygul deh…”

“kalau boleh si mbok usul ya cah ayu..”
“apa tuh mbok?”

“ya tinggal robek aja to gambarnya dia itu dari tulisan den ayu, bereskan? gitu aja kok repot…. “
“…….????…”



**mbok…mbok….loe kire ini buku atawa daun lontar yeee….***



xixiixixiixixi….met liburan untuk Kompasianers
ps. jadi males naro foto/gambar…abis dah ada yg ngeduluin sich…




KOMENTAR BERDASARKAN :
  • 26 June 2011 14:53:34
    haiyaaa mas Piere, aku nda mau namaku disingkat KD ach…gak enak ntar ama yg punya gelar itu, panggil Dessy aja mas hehe
    Suka
  • 26 June 2011 14:54:51
    ih…buatku khusus KD aja , dessy mirip nama piaraan ku sih…hahahhahha
    MERDEKA !!!
    Hapus | Balas | Anda telah merating komentar ini
  • 26 June 2011 14:58:57
    hahahaha…Kennie aja kalo gitu (lho..malah jd mirip Kenny Rogers ya?)
    wokelah kalo enaknya mas Piere kayak gituh, salam utk piaraanmu si kucing miaww itu ya mas…wkwkwkwk
    Merdeka jugaaaaa!!!
    Suka
  • 26 June 2011 14:41:31
    hahahahahahaha…. Kok males ? kalah saing ya ama yg rambut hitam panjang ? hahahahaha….
    Hapus | Balas | Anda telah merating komentar ini
  • 26 June 2011 14:55:40
    iya males mas topeng,kalo kalah saing sih kayaknya ngga-lah, se Indonesia kayaknya dah kenal aku kok, banyak buku menceritakan diriku,
    cuma utk saat ini aku ngalah aja deh, makan tuh tempat!
    btw, mas topeng tau gak siapa dia??? xixixi…
    Suka
  • 26 June 2011 15:22:58
    hahahahaha…. meneketehe…. jngn2 anggota Kompasiana jg… psti dia sedih… fotonya bnyk yg protes, dprd yg muji…kalah sama Kendedes….. hahahahahaha….
    Hapus | Balas | Anda telah merating komentar ini
  • 26 June 2011 22:57:49
    Lho??? Kirain itu fotonya Ken Dedes
    Suka
  • 26 June 2011 23:00:48
    maunya siiih…tapi dia gak level ama aku kok mas toel..tenang aja, kuberikan tempatku padanya sekarang, aku ini sing ngalah tooh, apalg sama sesama perempuan
    eh tumben mampir? wkwkkwkw…
    Suka
  • 27 June 2011 11:48:26
    Nyempil di sini akh… Lg pengen nyambangi KD neh takut di bawa KA
    Suka
  • 27 June 2011 12:55:37
    halah mas toel, nyumpal nyempil sukane,
    ngikuti si mas Piere lg manggil KD segala heheh..tenang mas, KA (Kereta Alengka) masih jauh…dipake Belanda!
    Suka
  • 27 June 2011 13:02:47
    mo saingan katanya
    Suka
  • 27 June 2011 13:31:59
    Suka
  • 27 June 2011 01:14:11
    Lah kuwi kan dewi sinta,
    Melarikan diri dari arjuna
    Ga mau dipoligami..hehehe
    Trus ngambil beralih profesi
    Jd model hahahaha..gubrak.
    Suka
  • 27 June 2011 09:44:21
    hahahaa…pasti dah ngintip lapak sebelah tuh…
    apa kabar kangmas Cepit?
    hmmm…Ken Dedes menghebohkan kemarin yak? itung2 pemanasan debat kangmas dng orang2nya Alengka zizizi..
    Suka
  • 27 June 2011 13:04:37
    protes ama shampo?
    khan membantu …..
    barangkali di kerajaan dessy masih pake daun belimbing u cuci rambut atau pake lidah buaya…
    nah diberitahukan ada yg lebih baik….
    di bantu jangan marah dong…..
    dan jangan pamer2 paha ya….
    dunia sdh cukup ribut, jangan ada lagi pembunuhan JFK
    Suka
  • 27 June 2011 19:12:10
    wkwkwkkwwk….
    mending pamer paha daripada pamer jenggot (apa sih?)
    siapa sih JFK? LMN? OPQ wkwkkw…singosari kenalnya cuma Tunggul Ametung doank, kakek buyutnya JFK aja belon lahir mungkin…
    ribut is my country, katanya seeeh
    aku kalo kramas biasane pake kemiri aje, tambah kembang wangi 7 rupa, serasa di spa kok mas Orong hahahaha
    makasih dah mampir, seru ya diskusine?
    Suka
  • 27 June 2011 20:30:38
    ne nganggo kemiri, mambu ne…….
    Lah jaman kie wis ana spa roh nduk…
    aku wedo lho nduk
    nembe bahas polinandry, kanggo aku mboten diskusi cah ayu…, ne ta sebut diskusi ora koyo ngono.
    wuah lieur ngecap jawa….. (ntar ta takon karo mbo ku sedelo ya)
    wkwkwkwk….
    Suka
  • 27 June 2011 21:56:39
    duuh mbak orong2…sorry dech baru tau sih heheh
    iya nih, aku juga lieur baca artine mbak…jawaku jg sepotong2 (ngaku.com)
    yo wess….bagusan sampo cap kemiri darpd lidah buaya, takut ketularan jd buaya wkwkwkkw….ngomong2 tentang spa, dr jaman kiwari sbnernya udah ada spa itu, cuma sekrg aja jd heboh kayak buat selebritis…Dessy mah sering mandi di Cipanas tuh dulu (air panas alami) itu pan Spa juga kalo jalan2 ke istana parahiangan sama mbak Dayang Sumbi hehehe
    matur nuwun mbak Orong2, mau mampir disini
    Suka
  • 9 July 2011 13:36:25
    akhirnya…wanita berambut panjang itu pergi juga…mencari tempat yg lebih cocok di salah satu sudut di Kompasiana…hihihi…selamat ya jeng
    Suka