Tuesday, November 29, 2011

Rintihan Penerusku, Raden Damarwulan


13127832011844119072

Damarwulan
Satu lagi penerus Ken Dedes dan Ken Arok yang terkenal dan berjaya di tanah Jawa, penerus kerajaan besar Majapahit, Raden Damarwulan. Sayangnya ia harus mati dengan tragis karena ketidakadilan yang terdapat dalam kitab Pararaton dan dituliskan sebagai naskah drama terkenal oleh pengarang Indonesia Sanoesi Pane dalam karyanya SANDHYAKALA NING MAJAPAHIT.
…..”Dengarlah rintihan Raden Damarwulan, yang melihat tingkah polah para ksatria, prajurit dan birokrat Majapahit yang arogan, yang semena-mena menjungkir balik etika, menindas rakyatnya…”
….Indah rupa langit nilakandi
Disinari oleh Dewa Surya
Tertawa puspa di lereng
Gemilang puncak gunung
Mayapada indah sekali
Laksana Suryalaya
Tanah mulya sungguh
Jawa serta Nusantara
Jiwa sukma jantung Batari Pertiwi
Kekasih Sang Dewata.
Dewata, jikalau Paduka sungguh ada,
Limpahkanlah damai ke dalam hatiku,
Aku seperti pengembara, kakiku luka, badanku remuk,
Penderitaan manusia seperti berkumpul dalam hatiku.
Dewata-dewata
Jiwaku mati dalam tubuhku, aku tak dapat merasa lagi,
Inikah jalan ke Nirwana atau jalan keedanan?
Wisnu, o, Wisnu!
Dengarlah ratap tangis jiwaku
Bersama daku berkeluh kesah kemanusiaan
Wisnu, o, Wisnu.….



**Sandhyakala Ning Majapahit, Sanoesi Pane, Pustaka Jaya 1971**
Keterangan:
Akhir cerita drama Sandhyakala Ning Majapahit ini lain sekali dengan buku yang dijadikan dasar penulisan cerita itu, yakni Serat Damarwulan. Sanusi Pane mengatakan bahwa sebagai dasar penulisan drama Sandyakala Ning Majapahit adalah Serat Damarwulan dan cerita Raden Gajah yang terdapat dalam Pararaton.

Cerita Damar Wulan diakhiri dengan kebahagiaan. Keberhasilan Damar Wulan membawa kepala Menak Jingga ke Majapahit menyebabkan dia menduduki tahta kerajaan serta dinikahkan dengan sang ratu. Damar Wulan bergelar Prabu Brawijaya serta hidup dengan kejayaannya. Sebaliknya, Sandyakala Ning Majapahit diakhiri dengan peristiwa yang tragis. Di samping Damar Wulan tidak dinikahkan dengan Ratu Majapahit, dia juga dituduh sebagai pengkhianat. Tuduhan itu mengakibatkan Damar Wulan dihukum mati. Sepeninggal Damar Wulan, kerajaan Majapahit diporakporandakan balatentara dari Kerajaan Bintara.


…..ting nang…ting…nung…dug…dug…dug….
(dalang menutup layarnya)
-tamat deh-

- sumber tulisan dan gambar: mbah google dan facebook (keywords: Sanusi Pane, Damarwulan, Sandhyakala Ning Majapahit)


 
KOMENTAR BERDASARKAN :
  • 8 August 2011 17:28:17
    YA BEGITULAH SASTRAWAN,
    MENGINTEPPERTASIKAN BERDASARKAN
    LOGIKA SOSIAL MASYARAKAT DAN SUASANA BATIN
    DI SAAT CERITA ITU DI TULISKAN.
    TUGAS SASTRAWAN ,EMGHODUPAK KEMBALI,
    MEMBERI PENGUATAN MUATAN NILAI2 YANG TERKANDUNG
    DALAM LOGIKA DAN INTERPRETASI MASA KINI.
    Suka
  • 8 August 2011 20:17:16
    ealahhh den raden…lha kok yo demenane melebu kaputren piye to den damar kie?? lha kok yo ra ngajak ngajak aku ne arep melebu kaputren ??
    Suka
  • 9 August 2011 09:01:01
    hihihiii….ternyata sastrawan itu sangat berjasa dalam memutarbalikan fakta2 sejarah ya Pak Zen, kalo spt Sanusi Pane ya bagus, tp kalo sastrawan nya mengikuti kehendak penguasa…ya keblinger…
    Suka
  • 9 August 2011 09:03:06
    hehehe den Riza, opo to? rek aku ksh tau Damarwulan nanti hrsnya sampeyan diajak wkt itu ya…
    Suka
  • 9 August 2011 09:44:59
    SASTRAWAN YANG BETUL YA MENGINTERPRETASIKAN DAN MENULISKAN PERISTIWA MENJADI SEJARAH,UNTUK KEMASLAHATAN UMMAT,BUKAN UNTUK KEPENTINGAN PENGUASA,
    TETAPI YANG TERJADI SELAMA INI DI SELURUH PENJURU DUNIA
    SEMUA HASIL SASTRA YANG DI TULIS OLEH SASTRAWAN YANG KEMUDIAN DI JADIKAN ACUAN SEJARAH. SELALU MENGALAMI DEGRADASI INFORMASI, DEMI KEPENTINGAN PENGUASA.
    KARENA PENGUASALAH YANG MEMPUNYAI ENERGY UNTUK MENDOMINASI KEBENARAN,
    KEBENARAN MENURUT PENGUASA ADALAH KEBENARAN OBYEKTIP,
    KEBENARAN YANG HARUS DI IKUTI OLEH BANGSANYA KINI MAUPUN NANTI.
    SEKARANG ZAMANNYA BERBEDA, DENGAN TEKNOLOGY INFORMASI, YANG MENGUBAH SECARA MENDASAR PENYEBARAN INFORMASI, DAN KETERBUKAAN INFORMASI, MAKA TAK LAH BISA PENGUASAAN INFORMASI DI DOMINASI OLEH PENGUASA, KARENA ENERGY PENGUASA UNTUK MENGUASAINYA TAK PERNAH CUKUP MENGATASINYA
    GLOBALISASI , ESENSINYA ADALAH PENYAMAAN PERSEPSI SELURUH UMMAT MANUSIA DI BUMI, MELALUI TEKNOLOGY INFORMASI,
    JADI INFORMASI YANG ADA DISINI DENGAN CEPAT AKAN MEYEBAR DAN MENYAMAKAN PERSEPSI.
    JADI TANGEH LAMUN SBY ITU AKAN MENGUASAI DENGAN MENGGUNAKAN PENCITRAAN ITU, SUNGGUH KEPUTUSAN YANG SANGAT TOLOL,
    KARENA SEMUA DENGAN CEPAT TERBUKA INFORMASI DAN SEKALIGUS PENGOLAHANNYA. SEHINGGA TERBENTUK PERSEPSI YANG SAMA DI SELURUH WARGA, MAKA KEBENRAN SUBYEKTIP TAK AKAN PERNAH BISA LAGI MENJADI KEBENARAN OBYEKTIP.
    SAIKI KABEH KUDU,
    NGLEGENO
    Suka
  • 9 August 2011 10:56:03
    Ken Dedes menyetujui apa yg ditulis oleh Pak Zen…
    saat ini tanpa ada sastrawan yg jujur dan berani, semua bisa di dapatkan melalui informasi dan teknologi yg canggih, malahan kalo sastrawan yg mengikuti keinginan penguasa…dia akan ditertawakan hehehe
    hehehe…ini pasti nanti jd postingan baru lagi kan Pak? tapi sayang…gak ada nama Ken Dedes disitu..tambahin dunk..wkwkwkkw…
    Suka
  • 15 August 2011 20:55:15
    wooo memang Ken Dedes narsis tibakno hahaha
    Guyon mbak Ken !!!! hahaha
    Salam hangat
    Suka
  • 21 August 2011 23:09:38
    wkwkwkkwkw…
    mbak Titi nih ada2 aja
    narsis is my country loowwwh
    hehe
    Suka
  • 21 August 2011 23:14:10
    haha bagus dong, narsis sama minder kan dosa nya sama hahaha, mending narsis aja lah hahahaa
    Suka
  • 21 August 2011 08:29:51
    inspiratif !!!
    Suka
  • 21 August 2011 23:10:09
    thanks loh mas Imansyah dah mau mampir heheh..
    salam dari SIngosari,
    KD
    Suka
  • 28 September 2011 22:20:40
    Huu. Campuran sejarah, seni dan kata2 puitis. Jiahh
    Suka
  • 29 September 2011 12:55:36
    jiaaaaaaaaaaahhhhh…..!!
    (jadi inget pencak silat neeeh)
    hehhehe…
    matur nuwun udah singgah neeh Cahayanusa



No comments:

Post a Comment